Anggota DPRD Sintang, Pranseda menuding Truk angkutan kelapa sawit sebagai penyumbang terbesar kerusakan jalan di Kabupaten Sintang.Oleh karenanya, jalan di Kabupaten Sintang tidak pernah mulus. “Jalan selalu rusak berlubang-lubang. Mobil angkutan sawit beratnya rata-rata 8 ton ke atas sehingga melebihi kapasitas atau daya dukung jalan,”.Kondisi tersebut diperparah dengan tidak berfungsinya jembatan timbang sehingga upaya pengontrolan terhadap beban muatan kendaraan menjadi tidak berjalan. Pran menyarankan agar pemkab Sintang membuat suatu terobosan kebijakan, yaitu mewajibkan perusahaan-perusahaan perkebunan untuk ikut membiayai pemeliharaan jalan, baik jalan nasional, provinsi maupun kabupaten. Di sisi lain, kebanyakan mobil dump truck milik perusahaan sawit tersebut adalah mobil bodong. “Tidak ada plat nomor kendaraannya, ini jelas merugikan pendapatan asli daerah,”
Beberapa kali saya ke cilacap sejak tahun 2003, namun higgna terakhir saya ke sana pertengahan tahun lalu, saya tetap menyaksikan jalan cilacap yang rusak. Sungguh memperihatinkan. Rusaknya jalan, seperti ruas jalan di Sidareja tidak hanya merugikan ekonomi warga, tetapi juga mempengaruhi kesehatan warga. Di cilacap, pemasukan tertinggi berasal dari sektor kesehatan, apakah ini bagian dari keseengajaan pemerintah untuk menjaga pemasukan. Jika ya, sungguh tidak memiliki perikemanusiaan.